dunia ini sedang sakit,
dan umat manusia menderita,
oleh karena mereka yang memelihara
setan-setan di dalam dirinya
bangga, malu,
iri, cemburu,
tamak, rakus,
dusta, tipu,
malas, tak mau tahu,
marah, benci,
nafsu birahi,
budak materi..
berulang kali pergi haji,
berulang kali menerima komuni,
berulang kali beribadah,
berulang kali menyebut namaNya..
menjalankan setumpuk perintah agama,
takkan membawa umat manusia kemana,
sepanjang mereka terus memelihara
setan-setan di dalam dirinya
sesungguhnya telah diproklamirkan, bahwa
kerajaan surga ada dalam diri tiap manusia,
perdamaian kan terwujud, penderitaan pun sirna,
apabila umat manusia mau menemukannya..
masuk dan tinggal di dalam kerajaan surga,
tak semudah membalikkan tangan,
butuh kesadaran, kerelaan, dan ketulusan
untuk melepaskan setan-setan peliharaan..
follow your heart. your heart is the right guide in everything big. mine is so limited. what you want to do is determined by that divine element that is in each of us. - kahlil gibran
30 December 2005
20 December 2005
Menghentikan perang
"Selama orang lupa Tuhan, perang akan terulang lagi. Kita perlu benar-benar mengenal Tuhan di dalam, berhubungan denganNya agar tahu bahwa orang lain juga adalah Tuhan, sadar bahwa satu Tuhan tidak dapat membunuh Tuhan yang lain. Maka kemudian perang akan berhenti.
Apabila kita tidak mengetahui hal ini, kita hanya melihat sesama sebagai orang lain; kita hanya melihat pada kepribadian, karakter, kebiasaan dan tradisi kebangsaannya.
Kita lupa bahwa ada Tuhan di dalam orang itu, dan itu yang paling penting."
- Supreme Master Ching Hai
Apabila kita tidak mengetahui hal ini, kita hanya melihat sesama sebagai orang lain; kita hanya melihat pada kepribadian, karakter, kebiasaan dan tradisi kebangsaannya.
Kita lupa bahwa ada Tuhan di dalam orang itu, dan itu yang paling penting."
- Supreme Master Ching Hai
08 December 2005
to be god
one night, when i was having a little conversation with god, out of nowhere, i abruptly asked,
are you god?
excuse, me? i know it may sound harsh, but i was asking about you..
are you really God?
come on, you're kidding me, right?
no.. in fact, that sounds terrifying!
i have not!
i don't understand.
but i have found you -to my surprise- within me, and out of desire to love you..
so i did.. i do believe that sometimes -when i do not hear you- i am without you..
but god is good..
no of course not!
no, i don't think so..
i'm beginning to understand now..
the blue pill or the red pill..
now that sounds like a spiritual challenge..
thank you.. i will.
are you god?
yes, you are..
excuse, me? i know it may sound harsh, but i was asking about you..
i know..
are you really God?
yes, You really are..
come on, you're kidding me, right?
does that sound funny to you?
no.. in fact, that sounds terrifying!
i understand..
but i am telling you just what i've been telling everyone for ages.
i am telling you of whom you have denied most of your lifetime..
i have not!
yes you have.
i don't understand.
you are in denial,
because you are holding on to some of the beliefs about god which have been created out of fear.
with that fear,
you have separated me from your self,
you have placed god out of your self..
but i have found you -to my surprise- within me, and out of desire to love you..
indeed, that is true.
for it was love that brought you here..
what remain is a belief that you can be separate from god,
as if when i speak with you, i go within you,
and when i do not, i go without you.
so i did.. i do believe that sometimes -when i do not hear you- i am without you..
with that belief of separation, you are in denial of your self,
you are denying the god that you are..
while in truth, i am here with you, always.
you are never without me.. you cannot be without me.
instead, you created your own beliefs in an evil god who needs sinful men to keep the fires of hell,
or who requires the blood and death of jesus so that god may spare mankind from extinction..
but god is good..
and evil at the same time?
no of course not!
your past beliefs have showed vividly that of a raging, deceiving, avenging, lustful god..
do you think that the god who punishes his own creation, tortures sinful beings in hell, puts people to kill each other, is a GOOD GOD?
no, i don't think so..
then,
stop judging, punishing your self and others,
stop torturing your self and your brothers and sisters,
stop killing your self and everyone else..
stop being who you are NOT.
i'm beginning to understand now..
you do not need to believe in god or believe to be god
need matters not. what you choose does.
you can choose to believe -whatever you want to believe,
or choose to be god.
the blue pill or the red pill..
as you have found me within you and within everyone,
now -as always- is time for you to manifest god, through you,
so that everyone may find god within them, and also,
manifest divinity, through them.
now that sounds like a spiritual challenge..
yes.. it is a challenge for courageous men and women
to rediscover their destiny,
to bring humanity out from slavery of beliefs and ignorance,
to awaken mankind from its deep spiritual slumber,
to uplift human consciousness into higher states of evolvement
and it starts NOW
by taking responsibility to your self
by remembering who you are,
by being who you really are..
to be or not to be,
these choices i leave to you.
for the sake and the future of humanity,
choose well, my son.
thank you.. i will.
and remember always,
you are never without me,
as i am always within you.
06 December 2005
quo vadis, agama?
"Ada yang salah dalam agama..," demikian diungkapkan Ulil Abshar-Abdalla beberapa waktu lalu. Dan saya pikir tidak hanya dalam islam, tetapi kekristenan dan judaisme (to name a few). Selama dalam agama ada masalah, agama tidak bisa dijadikan solusi tuntas bagi umat manusia, tapi hanya akan menimbulkan masalah2 baru. Pluralisme membantu kita menghargai agama apa adanya. tapi tidak banyak membantu memperbaiki, mengkoreksi ajaran/kepercayaan agama yg tidak harmonis dengan etika global dan nilai-nilai kemanusiaan dunia saat ini.
Kelemahan pluralisme, imo, adl kecenderungannya mengabaikan 'borok-borok' dalam agama demi menghargai kebersamaan.
Masing-masing punya jalan, setiap jalan menuju tuhan, dan semua jalan sesungguhnya satu, kira-kira begitu ungkapan pujangga Rumi. Sungguh indah. Larut menjadi satu. Dan kalau kita menarik benang merah dalam masing-masing agama islam, kristen, buddha, hindu, konghucu terdapat satu ajaran moral yg sama, "the golden rule."
Tapi itu hanya akan dapat diapresiasi sepenuhnya jika manusia sudah memilih transcend ke paradigma baru, mencapai tingkat evolusi yg lebih tinggi, melakukan shift of consciousness.
Apakah ramai-ramai mengunjungi FPI dapat mengubah religiositas mereka menjadi ramah thd lingkungan, ramah thd sesama? saya rasa tidak juga. Masalahnya bukan pada mereka per se. Tapi pada agama yang melandasi pemahaman dan cara berpikir mereka. Dan menjadi masalah ketika agama menempatkan suatu sistem, aturan, pandangan-pandangan ribuan tahun yang lalu tentang tuhan dan hubungannya dengan umat manusia ke dalam status quo yang diabadikan menjadi kitab suci. kitab suci yg menjadi landasan agama yg menjadi landasan pemahaman mereka.
Problemnya ada pada kitab suci yg sehari-hari kita gunakan. kitab suci sama yg digunakan oleh para teroris. kitab sama yg dipegang para pelaku korupsi, para pelaku kekerasan, dll.
Sementara hampir semua bidang lainnya sudah mengalami kemajuan pesat, agama tetap stagnan. Karena seluruh nilai-nilai moral ajarannya didasarkan semata-mata pada moralitas peradaban jaman kitab-kitab itu ditulis. Dan ironis, ketika kalangan moderat mencap para teroris itu bukan islam, atau, perilaku kekerasan pada seseorang bukan dari agamanya. kontradiktif pada realitas bahwa kitab suci (torah, alkitab dan alqur'an misalnya) mengandung -selain nilai-nilai bijak- pandangan2 yg memicu totalitarianisme yg merepresi kritik dan kebebasan, serta begitu banyak nilai-nilai kekerasan, barbarisme dan tribalisme yg tertanam di dalam alam bawah sadar para penganutnya, yang termanifestasi ke dunia seperti yang kita saksikan saat ini.
Para pemikir masa kini seperti antara lain Sam Harris dlm bukunya The End of Faith, Sankara Saranam (God Without Religion), atau Neale Donald Walsch (Tomorrow's God) sedikitnya telah berusaha memberikan warning signs akan adanya problem krusial dlm agama-agama yg kita hadapi sekarang ini.
Saya pikir kita perlu memperbarui pandangan-pandangan kita tentang agama, merevaluasi aspek2 yg ada dalam agama, melakukan koreksi terhadap sebagian kepercayaan kita yang sudah tidak sejalan dengan kehidupan. Saya ambil contoh dari apa yang dilakukan Thomas Jefferson pada alkitab. Upaya beliau adalah mengekstrak nilai-nilai etika moral ajaran Yesus, melepaskannya dari dogma, mitologi dan tahyul2 supranatural yang menyelimuti ajarannya, ke dalam kemasan baru yg lebih jernih, dus the Jefferson's Bible.
Mungkin hal2 semacam itu bisa kita lakukan. kita perlu mau membuka diri, mau menyadari dan mengakui berbagai kekeliruan yg ada dalam doktrin-doktrin agama yg dianut, dan melakukan perbaikan pada kitab suci.
Demi masa depan peradaban, masa depan umat manusia.
Kelemahan pluralisme, imo, adl kecenderungannya mengabaikan 'borok-borok' dalam agama demi menghargai kebersamaan.
Masing-masing punya jalan, setiap jalan menuju tuhan, dan semua jalan sesungguhnya satu, kira-kira begitu ungkapan pujangga Rumi. Sungguh indah. Larut menjadi satu. Dan kalau kita menarik benang merah dalam masing-masing agama islam, kristen, buddha, hindu, konghucu terdapat satu ajaran moral yg sama, "the golden rule."
Tapi itu hanya akan dapat diapresiasi sepenuhnya jika manusia sudah memilih transcend ke paradigma baru, mencapai tingkat evolusi yg lebih tinggi, melakukan shift of consciousness.
Apakah ramai-ramai mengunjungi FPI dapat mengubah religiositas mereka menjadi ramah thd lingkungan, ramah thd sesama? saya rasa tidak juga. Masalahnya bukan pada mereka per se. Tapi pada agama yang melandasi pemahaman dan cara berpikir mereka. Dan menjadi masalah ketika agama menempatkan suatu sistem, aturan, pandangan-pandangan ribuan tahun yang lalu tentang tuhan dan hubungannya dengan umat manusia ke dalam status quo yang diabadikan menjadi kitab suci. kitab suci yg menjadi landasan agama yg menjadi landasan pemahaman mereka.
Problemnya ada pada kitab suci yg sehari-hari kita gunakan. kitab suci sama yg digunakan oleh para teroris. kitab sama yg dipegang para pelaku korupsi, para pelaku kekerasan, dll.
Sementara hampir semua bidang lainnya sudah mengalami kemajuan pesat, agama tetap stagnan. Karena seluruh nilai-nilai moral ajarannya didasarkan semata-mata pada moralitas peradaban jaman kitab-kitab itu ditulis. Dan ironis, ketika kalangan moderat mencap para teroris itu bukan islam, atau, perilaku kekerasan pada seseorang bukan dari agamanya. kontradiktif pada realitas bahwa kitab suci (torah, alkitab dan alqur'an misalnya) mengandung -selain nilai-nilai bijak- pandangan2 yg memicu totalitarianisme yg merepresi kritik dan kebebasan, serta begitu banyak nilai-nilai kekerasan, barbarisme dan tribalisme yg tertanam di dalam alam bawah sadar para penganutnya, yang termanifestasi ke dunia seperti yang kita saksikan saat ini.
Para pemikir masa kini seperti antara lain Sam Harris dlm bukunya The End of Faith, Sankara Saranam (God Without Religion), atau Neale Donald Walsch (Tomorrow's God) sedikitnya telah berusaha memberikan warning signs akan adanya problem krusial dlm agama-agama yg kita hadapi sekarang ini.
Saya pikir kita perlu memperbarui pandangan-pandangan kita tentang agama, merevaluasi aspek2 yg ada dalam agama, melakukan koreksi terhadap sebagian kepercayaan kita yang sudah tidak sejalan dengan kehidupan. Saya ambil contoh dari apa yang dilakukan Thomas Jefferson pada alkitab. Upaya beliau adalah mengekstrak nilai-nilai etika moral ajaran Yesus, melepaskannya dari dogma, mitologi dan tahyul2 supranatural yang menyelimuti ajarannya, ke dalam kemasan baru yg lebih jernih, dus the Jefferson's Bible.
Mungkin hal2 semacam itu bisa kita lakukan. kita perlu mau membuka diri, mau menyadari dan mengakui berbagai kekeliruan yg ada dalam doktrin-doktrin agama yg dianut, dan melakukan perbaikan pada kitab suci.
Demi masa depan peradaban, masa depan umat manusia.
01 December 2005
kembali kepada cinta
kembalilah kepada cinta
yang sepanjang hidupmu
kau cari tak kunjung temukan
dia bukan ada di sana, atau di sana
melainkan di dalam dirimu
semenjak pertama kali engkau ada
karena kau dilahirkan dari cinta,
dalam cinta, karena cinta,
tak pernah dalam dosa atau kutukan
maka, kembalilah kepada cinta,
jadilah cinta, agar semua akhirnya tahu,
bahwa umat manusia adalah satu
yang sepanjang hidupmu
kau cari tak kunjung temukan
dia bukan ada di sana, atau di sana
melainkan di dalam dirimu
semenjak pertama kali engkau ada
karena kau dilahirkan dari cinta,
dalam cinta, karena cinta,
tak pernah dalam dosa atau kutukan
maka, kembalilah kepada cinta,
jadilah cinta, agar semua akhirnya tahu,
bahwa umat manusia adalah satu
Subscribe to:
Posts (Atom)