ada krisis yg cukup serius dlm masyarakat yg rasanya perlu kembali kita refleksikan. mungkin kita kurang menghargai hidup.
mungkin kita kurang peduli pada realitas kehidupan.
kalau kita mau perhatikan,
kekerasan fisik maupun psikis terus terjadi terhadap sesama manusia, terhadap binatang..
manusia membunuh manusia..
vice versa..
manusia membunuh binatang..
binatang membunuh manusia..
manusia menghancurkan alam..
alam menghancurkan manusia..
bagi kita itu wajar...
kita membunuh binatang -dalam nama tuhan yang maha pengasih dan penyayang- dan mengatakannya itu bukan membunuh.
kita membantai ratusan hewan -untuk dikonsumsi- dan mengatakannya itu bukan pembantaian.
bagi kita itu wajar.
wajarkah?
atas dasar apa?
nurani atau dogma?
hidup mempunyai akhir itu mungkin dikatakan wajar,
tapi mengakhiri hidup (membunuh) itu tidak wajar.
di masa lalu manusia dibunuh untuk dijadikan kurban.
seiring waktu dan meningkatnya kesadaran membuat manusia mencari alternatif kurban, yakni spesies saudaranya, binatang.
seiring waktu pulalah yg mengantar pada kesadaran bahwa berkurban tidak perlu lagi membunuh, manusia ataupun binatang.
apapun alasan religius dogmatis yg masih mendukung (atau mewajibkan) nya,
membunuh tetap merupakan wujud kekerasan.
selama manusia terus melakukannya (sebab),
maka kekerasan hingga pembunuhan akan terus terjadi di dunia (akibat).
kita dapat menghentikan lingkaran kekerasan itu,
salah satunya dapat dimulai dari memperbaiki sikap dan perilaku kita terhadap binatang.
berdamai kepada binatang, manusia, dan alam semesta
peradaban damai yang sejati niscaya kan tercipta..
rahayu,
life is beautiful,
let's end the circle of violence,
kill life no more..
No comments:
Post a Comment