30 December 2005

setan-setan peliharaan manusia

dunia ini sedang sakit,
dan umat manusia menderita,
oleh karena mereka yang memelihara
setan-setan di dalam dirinya

bangga, malu,
iri, cemburu,
tamak, rakus,
dusta, tipu,
malas, tak mau tahu,
marah, benci,
nafsu birahi,
budak materi..

berulang kali pergi haji,
berulang kali menerima komuni,
berulang kali beribadah,
berulang kali menyebut namaNya..

menjalankan setumpuk perintah agama,
takkan membawa umat manusia kemana,
sepanjang mereka terus memelihara
setan-setan di dalam dirinya

sesungguhnya telah diproklamirkan, bahwa
kerajaan surga ada dalam diri tiap manusia,
perdamaian kan terwujud, penderitaan pun sirna,
apabila umat manusia mau menemukannya..

masuk dan tinggal di dalam kerajaan surga,
tak semudah membalikkan tangan,
butuh kesadaran, kerelaan, dan ketulusan
untuk melepaskan setan-setan peliharaan..

20 December 2005

Menghentikan perang

"Selama orang lupa Tuhan, perang akan terulang lagi. Kita perlu benar-benar mengenal Tuhan di dalam, berhubungan denganNya agar tahu bahwa orang lain juga adalah Tuhan, sadar bahwa satu Tuhan tidak dapat membunuh Tuhan yang lain. Maka kemudian perang akan berhenti.
Apabila kita tidak mengetahui hal ini, kita hanya melihat sesama sebagai orang lain; kita hanya melihat pada kepribadian, karakter, kebiasaan dan tradisi kebangsaannya.
Kita lupa bahwa ada Tuhan di dalam orang itu, dan itu yang paling penting."


- Supreme Master Ching Hai

08 December 2005

to be god

one night, when i was having a little conversation with god, out of nowhere, i abruptly asked,

are you god?

yes, you are..


excuse, me? i know it may sound harsh, but i was asking about you..

i know..


are you really God?

yes, You really are..


come on, you're kidding me, right?

does that sound funny to you?


no.. in fact, that sounds terrifying!

i understand..
but i am telling you just what i've been telling everyone for ages.
i am telling you of whom you have denied most of your lifetime..


i have not!

yes you have.


i don't understand.

you are in denial,
because you are holding on to some of the beliefs about god which have been created out of fear.
with that fear,
you have separated me from your self,
you have placed god out of your self..


but i have found you -to my surprise- within me, and out of desire to love you..

indeed, that is true.
for it was love that brought you here..

what remain is a belief that you can be separate from god,
as if when i speak with you, i go within you,
and when i do not, i go without you.


so i did.. i do believe that sometimes -when i do not hear you- i am without you..

with that belief of separation, you are in denial of your self,
you are denying the god that you are..

while in truth, i am here with you, always.
you are never without me.. you cannot be without me.

instead, you created your own beliefs in an evil god who needs sinful men to keep the fires of hell,
or who requires the blood and death of jesus so that god may spare mankind from extinction..


but god is good..

and evil at the same time?


no of course not!

your past beliefs have showed vividly that of a raging, deceiving, avenging, lustful god..
do you think that the god who punishes his own creation, tortures sinful beings in hell, puts people to kill each other, is a GOOD GOD?


no, i don't think so..

then,
stop judging, punishing your self and others,
stop torturing your self and your brothers and sisters,
stop killing your self and everyone else..
stop being who you are NOT.


i'm beginning to understand now..

you do not need to believe in god or believe to be god
need matters not. what you choose does.
you can choose to believe -whatever you want to believe,
or choose to be god.


the blue pill or the red pill..

as you have found me within you and within everyone,
now -as always- is time for you to manifest god, through you,
so that everyone may find god within them, and also,
manifest divinity, through them.


now that sounds like a spiritual challenge..

yes.. it is a challenge for courageous men and women
to rediscover their destiny,
to bring humanity out from slavery of beliefs and ignorance,
to awaken mankind from its deep spiritual slumber,
to uplift human consciousness into higher states of evolvement

and it starts NOW
by taking responsibility to your self
by remembering who you are,
by being who you really are..

to be or not to be,
these choices i leave to you.

for the sake and the future of humanity,
choose well, my son.


thank you.. i will.

and remember always,

you are never without me,
as i am always within you.

06 December 2005

quo vadis, agama?

"Ada yang salah dalam agama..," demikian diungkapkan Ulil Abshar-Abdalla beberapa waktu lalu. Dan saya pikir tidak hanya dalam islam, tetapi kekristenan dan judaisme (to name a few). Selama dalam agama ada masalah, agama tidak bisa dijadikan solusi tuntas bagi umat manusia, tapi hanya akan menimbulkan masalah2 baru. Pluralisme membantu kita menghargai agama apa adanya. tapi tidak banyak membantu memperbaiki, mengkoreksi ajaran/kepercayaan agama yg tidak harmonis dengan etika global dan nilai-nilai kemanusiaan dunia saat ini.

Kelemahan pluralisme, imo, adl kecenderungannya mengabaikan 'borok-borok' dalam agama demi menghargai kebersamaan.
Masing-masing punya jalan, setiap jalan menuju tuhan, dan semua jalan sesungguhnya satu, kira-kira begitu ungkapan pujangga Rumi. Sungguh indah. Larut menjadi satu. Dan kalau kita menarik benang merah dalam masing-masing agama islam, kristen, buddha, hindu, konghucu terdapat satu ajaran moral yg sama, "the golden rule."
Tapi itu hanya akan dapat diapresiasi sepenuhnya jika manusia sudah memilih transcend ke paradigma baru, mencapai tingkat evolusi yg lebih tinggi, melakukan shift of consciousness.

Apakah ramai-ramai mengunjungi FPI dapat mengubah religiositas mereka menjadi ramah thd lingkungan, ramah thd sesama? saya rasa tidak juga. Masalahnya bukan pada mereka per se. Tapi pada agama yang melandasi pemahaman dan cara berpikir mereka. Dan menjadi masalah ketika agama menempatkan suatu sistem, aturan, pandangan-pandangan ribuan tahun yang lalu tentang tuhan dan hubungannya dengan umat manusia ke dalam status quo yang diabadikan menjadi kitab suci. kitab suci yg menjadi landasan agama yg menjadi landasan pemahaman mereka.

Problemnya ada pada kitab suci yg sehari-hari kita gunakan. kitab suci sama yg digunakan oleh para teroris. kitab sama yg dipegang para pelaku korupsi, para pelaku kekerasan, dll.

Sementara hampir semua bidang lainnya sudah mengalami kemajuan pesat, agama tetap stagnan. Karena seluruh nilai-nilai moral ajarannya didasarkan semata-mata pada moralitas peradaban jaman kitab-kitab itu ditulis. Dan ironis, ketika kalangan moderat mencap para teroris itu bukan islam, atau, perilaku kekerasan pada seseorang bukan dari agamanya. kontradiktif pada realitas bahwa kitab suci (torah, alkitab dan alqur'an misalnya) mengandung -selain nilai-nilai bijak- pandangan2 yg memicu totalitarianisme yg merepresi kritik dan kebebasan, serta begitu banyak nilai-nilai kekerasan, barbarisme dan tribalisme yg tertanam di dalam alam bawah sadar para penganutnya, yang termanifestasi ke dunia seperti yang kita saksikan saat ini.

Para pemikir masa kini seperti antara lain Sam Harris dlm bukunya The End of Faith, Sankara Saranam (God Without Religion), atau Neale Donald Walsch (Tomorrow's God) sedikitnya telah berusaha memberikan warning signs akan adanya problem krusial dlm agama-agama yg kita hadapi sekarang ini.

Saya pikir kita perlu memperbarui pandangan-pandangan kita tentang agama, merevaluasi aspek2 yg ada dalam agama, melakukan koreksi terhadap sebagian kepercayaan kita yang sudah tidak sejalan dengan kehidupan. Saya ambil contoh dari apa yang dilakukan Thomas Jefferson pada alkitab. Upaya beliau adalah mengekstrak nilai-nilai etika moral ajaran Yesus, melepaskannya dari dogma, mitologi dan tahyul2 supranatural yang menyelimuti ajarannya, ke dalam kemasan baru yg lebih jernih, dus the Jefferson's Bible.

Mungkin hal2 semacam itu bisa kita lakukan. kita perlu mau membuka diri, mau menyadari dan mengakui berbagai kekeliruan yg ada dalam doktrin-doktrin agama yg dianut, dan melakukan perbaikan pada kitab suci.

Demi masa depan peradaban, masa depan umat manusia.

01 December 2005

kembali kepada cinta

kembalilah kepada cinta
yang sepanjang hidupmu
kau cari tak kunjung temukan

dia bukan ada di sana, atau di sana
melainkan di dalam dirimu
semenjak pertama kali engkau ada

karena kau dilahirkan dari cinta,
dalam cinta, karena cinta,
tak pernah dalam dosa atau kutukan

maka, kembalilah kepada cinta,
jadilah cinta, agar semua akhirnya tahu,
bahwa umat manusia adalah satu

21 November 2005

Absurditas kepercayaan-kepercayaan religius

Sebuah panggilan untuk perubahan




Mengapa dialog agama selalu gagal

Saya menyadari bahwa komunikasi, dialog adalah cara yang baik untuk menumbuhkan pluralisme, etika dan sikap-sikap yang toleran di antara umat, beragama maupun tidak.

Akan tetapi berdialog dengan seorang yang terdogmatisir agama seringkali menjadi satu hal yang tersulit, hanya karena (yang saya amati) ada dua penyumbat dialog yang digunakan untuk menutup dirinya dari ketakutannya akan kemungkinan perubahan iman atau kepercayaan yang dianut jika dia menerima suatu gagasan tertentu. Penyumbat-penyumbat komunikasi itu adalah, pertama, "jangan gunakan logika/pikiran." kedua, "itu ada di alkitab." Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat permasalahannya dari sudut pandang saya, implikasinya secara umum dalam agama-agama, dan apa yang seharusnya dilakukan untuk memperbaiki kondisi dunia saat ini.

"Jangan gunakan logika.."

Adalah kalimat yang hampir selalu diucapkan "orang percaya" ketika membahas atau berdiskusi tentang misteri tuhan. Ketika saya pernah membahas dengan seorang rekan mengenai hal-hal keagamaan yang diluar lingkup kepercayaan agama katholik, saya diingatkan untuk "jangan terlalu dipikirkan, yang penting percaya saja."
Saya ingat juga ketika para anggota milis salah satu gereja membahas seorang pastur yang diketahui telah melanggar aturan selibat dan selama beberapa tahun telah menjalin cinta dengan orang lain, kita diingatkan kembali untuk "tidak usah pusing, biarlah para romo saja yang memikirkan hal itu."
Dalam hampir setiap pembicaraan dengan berbagai rekan, dapat muncul pernyataan yang mengingatkan agar kita tidak boleh memakai logika untuk membicarakan hal-hal yang menyangkut agama, apalagi tuhan. Tuhan hanya dapat dirasakan keberadaannya di hati.

Saya setuju, tuhan yang tak terbatas tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh logika manusia yang terbatas. Tapi yang kemudian terjadi justru sangat kontradiktif, dimana orang beragama diharuskan untuk melandaskan pemahamannya tentang tuhan semata-mata pada keterbatasan logika dan cara pandang orang-orang terkemuka maupun para nabi yang pernah hidup di jaman ribuan tahun yang lalu yang diajarkan dari mulut ke mulut dan kemudian dituliskan dalam apa yang menjadi kumpulan manuskrip yang lalu dianggap sebagai inspirasi roh atau bisikan malaikat dan kemudian dijadikan sebagai kitab suci. Dan karena karena telah dianggap "suci" -bahkan masih banyak yang meyakini alkitab sebagai tulisan atau kata-kata dari Tuhan sendiri- sehingga pada akhirnya tidak boleh diperbantahkan oleh siapapun.

Dus, hal ini membawa kita kepada problematika selanjutnya, penyumbat yang kedua.

"It's in the bible.."

Satu kalimat itu dapat membuat sebuah diskusi berhenti mati. Hal ini berulang kali saya alami dalam berbagai kesempatan berdiskusi khususnya dengan orang beragama konservatif, seperti misalnya diskusi homoseksualitas, pendidikan anak, dsb, yang segera berhenti ketika orang itu telah berkata, "itu ada di alkitab."
Berbagai pandangan yang membenarkan sikap memusuhi atau menajiskan homoseksualitas berasal dari alkitab. Berbagai pandangan orang tua bahwa anak-anaknya harus dipukuli berasal dari alkitab.
Maka jika seseorang sudah menyatakan, "itu ada di alkitab," end of discussion. Apapun argumen yang saya berikan akan ditolak mentah-mentah, tidak mau dipertimbangkan. Dialog berhenti, karena jika diteruskan, seringkali menjadi debat kusir yang mungkin tidak ada habisnya, sehingga suasana menjadi memanas dan dapat merusak persahabatan.

Setelah menjumpai perilaku tersebut dalam cara pikir banyak orang, saya dapat memahami mengapa kepercayaan dan tradisi dalam agama seringkali tidak boleh dipertanyakan, karena mempertanyakan agama ekuivalen dengan mempertanyakan atau dapat dianggap meragukan tuhan, dinilai imannya lemah, bahkan dapat dicap sesat, murtad.

Kalau kita bertanya lagi mengapa bisa sampai begitu? jawabannya kembali lagi pada penyumbat pertama, "jangan pakai logika."
Dua penyumbat ini, telah menjerumuskan manusia ke dalam lembah ketidakpedulian dan intoleransi, serta menumbuh-kembangkan sikap denial/penolakan-penolakan terhadap rasio dan realitas.
Disadari atau tidak, dua penyumbat ini menurut saya adalah kunci sukses pertikaian antar umat dan pengkotak-kotakan agama yang selama ini terus berlangsung.

Ineransi dan infalibilitas alkitab/alqur'an

Kecenderungan yang sering saya jumpai, adalah kepercayaan bahwa alkitab tidak mungkin memiliki kesalahan. Alkitab adalah ineran, infalibel, suci. Yang mungkin salah adalah interpretasi dari manusia-manusia. Saya paham jika orang menuding kepada interpretasi yang dianggap menyimpang, karena banyak sekali perbedaan interpretasi orang-orang percaya akan berbagai ayat dalam alkitab yang diakui maupun tidak telah membuahkan kebingungan dan perpecahan yang dahsyat di antara umat gereja-gereja.

Tapi dari yang saya pelajari, sebagian besar manuskrip yang terkumpul dalam alkitab itu banyak merupakan penggambaran akan peradaban dunia di masa lalu dimana kepercayaan adanya perang antara dewa-dewa atau antara tuhan dengan setan masih begitu kental, menggambarkan pemikiran orang-orang di masa itu tentang dua wajah tuhan yang kontradiktif, yang mana di satu sisi maha pengasih dan penyayang, di sisi lain maha pemarah, pendendam, pencemburu, haus darah, dan lain sebagainya.

Bagaikan pisau, sebuah alkitab merupakan paradoks yang di satu sisi mengandung kata-kata bijak, di sisi lain mengandung ayat-ayat yang terus menuai berbagai interpretasi kepercayaan teologis yang absurd, sebagai contoh antara lain:

- tuhan harus ditakuti,
- tuhan pemarah, pencemburu, pendendam, suka perang,
- manusia dilahirkan dalam dosa
- manusia terpisah dari tuhan
- orang berdosa masuk neraka
- orang yang tidak percaya kepada tuhan, atau tidak bertobat, setelah mati akan disiksa di neraka,
- anak harus dipukul,
- orang yang murtad harus dibunuh,
- pandangan sosio-biologi yg simplistik ttg jender,
- homoseksual harus dibunuh karena melanggar kodrat,
- perempuan harus tunduk pada laki-laki karena itu kodratnya,
- dosa manusia ditebus dengan darah kristus,
- gereja adl penerus tubuh kristus di dunia,
- ratusan ramalan akhir jaman yang menakutkan, kiamat, hari penghakiman,
- air, minyak, atau ornamen, batu-batuan tertentu yang telah melalui proses ritual, dipercaya memiliki kekuatan mujizat,
- infalibilitas paus (dinyatakan pertama kali pada Konsili Vatikan I tahun 1869-1870),
- dan masih banyak hal lainnya.

Hal yang sama (dari yang insignifikan hingga kekerasan, perintah-perintah untuk membunuh dsb.) banyak terkandung di dalam alqur'an.

Sebagian besar pengikut aliran kepercayaan agama (islam, kristen, dan lainnya) telah banyak mengesampingkan, dan menekan, merepresi akal budi, logika kita sebagai mahluk yang memiliki kapasitas intelektual tinggi, demi suatu dogma atau kepercayaan yang menjatuhkan akhlak manusia ke tingkat yang sulit dibayangkan untuk abad ini, yang dilandaskan semata-mata pada sebuah -hasil terjemahan ribuan tahun- kitab yang diterima dan diagungkan sebagai satu-satunya sumber kebenaran yang mutlak.

Oleh karena satu hal dan yang lain yang saling kontradiktif tersebut, saya dapat memahami mengapa orang dalam beragamanya merasa perlu menekan bahkan menghilangkan rasionalitas, logikanya, yang akibatnya justru fatal.

Iman vs. rasio

Liberalisasi logika, penggunaan rasio, dan pengembangan ilmu pengetahuan telah terbukti berulang kali menyelamatkan peradaban manusia dari kegelapan yang diakibatkan oleh ketidakpedulian institusi-institusi agama yang telah mengesampingkan logika dan etika.

Kita kini menyadari bahwa bumi itu bulat, tidak datar, kita menyadari bahwa matahari tidak mengelilingi bumi. Kita mengetahui bahwa seseorang yang mengalami kejang akut tidak berarti dia dirasuki setan. Kita menyadari bahwa memukul anak bukanlah cara yang bijak dalam mengasuh. Kita juga menyadari dari ratusan ramalan biblikal tentang akhir jaman di masa lalu, tidak ada satupun yang terjadi.

Akan tetapi hingga saat ini pengesampingan logika demi kepercayaan-kepercayaan absurd masih ada dan terus dilestarikan, jika tidak mau dikatakan semakin meledak.

Kemudian, jika saya amati Islam dan terorisme, fakta menunjukkan telah berulangkali terjadi bom bunuh diri yang direncanakan secara sistematis, pembunuhan terhadap golongan yang dianggap kafir, berbagai bentuk penindasan terhadap orang yang tidak seagama, dan lain-lain. Kesemuanya itu (dari pengamatan saya) merupakan hasil interpretasi dari kitab suci oleh orang-orang yang dikatakan sebagai fundamentalis, literalis. Menjadi ironi ketika sebagian kelompok yang moderat atau liberal menuding itu bukan bagian dari agamanya. Disini telah terjadi denial, pengesampingan logika.

Jika kelompok fundamentalis telah berada dalam penolakan, menutup pandangan terhadap pluralisme yang terkandung dalam agamanya, kelompok moderat-liberal telah menutup sebelah mata pada kenyataan bahwa agamanya memiliki kaitan yang signifikan dengan kekerasan, penindasan, dan peperangan yang dilakukan kelompok fundamentalis.

Perubahan

Yang ingin saya sampaikan adalah, salah satu persoalan utama yang sedang kita hadapi (yang justru kita abaikan) terletak pada teks-teks, ayat-ayat yang ada di dalam alkitab, alqur'an, yang -ditilik dari ekses negatifnya- telah melestarikan berbagai bentuk kepercayaan-kepercayaan absurd di berbagai kalangan masyarakat yang menjadi landasan untuk terjadinya berbagai kekerasan, penindasan dan penderitaan yang terus terjadi di dunia saat ini.

Sepanjang teman-teman kita dari kalangan moderat atau bahkan liberal tetap menggunakan "mata pisau" yang sama digunakan oleh orang-orang konservatif-fundamentalis untuk melestarikan kebencian dan keinginan membunuh/menghancurkan, kekerasan dan pembunuhan atas nama tuhan akan berulang kembali terus menerus. Dan dialog sebetapapun intensifnya dilakukan, akan sia-sia sepanjang dua penyumbat tetap dipasang.

Kita perlu mulai mengambil langkah konkrit untuk mengakui dan menghargai kitab-kitab tersebut sebagai bagian dari sejarah masa lalu. Kita perlu membuka diri dan membuang penyumbat-penyumbat dialog, serta mengakui secara tulus bahwa ada yang salah dalam sebagian dari kepercayaan-kepercayaan yang kita anut.
Demi generasi-generasi selanjutnya, kita perlu sepakat untuk melakukan perubahan, amandemen, koreksi tidak hanya terhadap interpretasi tapi juga ayat-ayat dari kitab suci masing-masing agama. Ayat-ayat ambigu yang berpotensi/telah menimbulkan berbagai tragedi yang menyengsarakan umat manusia seperti perang, kekerasan, pembunuhan, diskriminasi jender, dan nilai-nilai usang lain yang sudah bukan masanya lagi perlu ditinggalkan, dimusiumkan, dan dihapus dari doktrin kepercayaan agamanya agar tidak lagi dapat disalahgunakan, disalahinterpretasikan untuk kepentingan atau egotisme seseorang atau kelompok.

Singkatnya, agama -baik islam, kristen/katholik, dan lainnya- sudah waktunya harus diubah, disegarkan, diperbarui. Dan perubahan kali ini harus radikal, dan berkesinambungan. Pandangan-pandangan dan pemahaman akan tuhan yang paradoksikal dan eksklusif, perlu dialihkan menjadi open-source, yang saling bergantung dan saling melengkapi satu sama lain, interdependen. Agama harus menarik dirinya yang telah begitu mengakar ke dalam budaya, sosial dan politik masyarakat. Institusi agama perlu kembali pada jati dirinya sebagai murni agama, kembali pada fungsinya semula sebagai penasihat bijak yang mampu beradaptasi pada berbagai perubahan sosial, menunjang stabilitas moral dalam masa transisi perubahan, menumbuhkan persaudaraan antara umat manusia dalam mengarungi perkembangan jaman yang dinamis.

Impossibility? Tidak. Inevitability. Agama diadakan untuk kesejahteraan umat manusia, bukan sebaliknya untuk kejayaan agama. Agama-agama HARUS berubah, terpaksa atau dengan kesadaran sendiri, demi masa depan peradaban dan generasi umat manusia yang lebih baik.

18 November 2005

You Are God. Get Over It!

Preface
---------

Freedom is not superior to limitation;
with this realization I am able to choose freedom.

Happiness is not superior to suffering;
with this realization I am able to let go of suffering.

Abundance is not superior to poverty;
with this realization my abundance flows.

Nothing is superior to anything;
with this knowing I step out from hierarchy, competition and struggle.

In this state I do not judge life;
therefore I do not feel separate from it.

I am so glad of the diversity in the world;
in its reflection I see my own freedom to be whatever I wish to be.

We are not here to be one;
we are here to be many.

Through seeing that beyond this illusion we are all one,
we free ourselves to be the many.

I am not tied to any singular path to be a certain way.

I am diverse.

I am ever changing.

I am an explorer of All as truth.

(© Copyright Story Waters 2005)

15 November 2005

Menghindari Perbuatan Tak Beriman

Suatu ketika sekelompok orang melihat Tuhan sedang sibuk dengan pekerjaannya. Salah seorang diantaranya bertanya kepada Tuhan, "Apa yang sedang Engkau lakukan?"
"Aku sedang membuat duplikat diriku, seorang manusia," jawab Tuhan yang kemudian balik bertanya, "Apa yang sedang kalian lakukan di sini?"
Orang itu menjawab, "Kami sedang membentuk Tuhan ke dalam rupa kami."

Itulah tragedi sepanjang masa. Kita begitu mudah menjadi 'tidak serupa Allah' dan mulai mendekonstruksi Tuhan ke dalam rupa manusia.

Milyaran uang dipakai untuk mengkonstruksi bangunan-bangunan megah untuk merumahkan Tuhan, yang dipergunakan untuk perbuatan-perbuatan yang tak beriman. Tempat-tempat ibadah kita telah menjadi pusat-pusat pelestarian perilaku yang mana kefanatikan dan idolatry (mengagungkan seseorang atau kitab tertentu sebagai satu-satunya sumber dan jalan kebenaran), kecanduan, dan nafsu (amarah, curiga, iri, benci, menghakimi, dll.) telah diterima atau dianggap wajar. Kita lupa bahwa Tuhan ada dimana-mana (omnipresent). Dia berada di dalam kita semua dan tempat yang paling disukai adalah hati yang baik hati, tulus dan welas asih.

Manusia berevolusi oleh Alam sebagai spesies yang memiliki pikiran sendiri untuk memilih Jalan hidupnya, untuk menjadi serupa atau tidak serupa dengan Allah. Namun kita telah mengecilkan hati Tuhan. Kekuatan mental yang seyogyanya adalah anugerah terbukti menjadi kutukan terbesar yang menggerogoti Tuhan sendiri.

Tuhan menginginkan kita untuk menjalani kehidupan yang lepas dari ikatan-ikatan. Namun kita justru telah melepaskan diri kita dari Tuhan.
Melakukan kebaikan adalah menjadi seperti Tuhan. Tetapi kita telah menjadi tidak serupa Tuhan dengan begitu banyaknya pilihan-pilihan keliru yang telah kita perbuat.

Kita harus berhenti dan merenungkan: Sedang kemana kita berjalan? Kita menjarah bumi bagi kebutuhan-kebutuhan kita yang tak pernah dapat terpuaskan dan menghancurkan jiwa kita demi ego, harga diri dan kebanggaan.

Untuk mencapai Tuhan, kita harus berperilaku seperti Tuhan. Kita harus selalu mencoba berbuat baik dan melakukannya terus menerus tanpa membuang waktu sedikitpun.

(disadur dari The Nazarene Way)

Kegagalan Gereja-gereja

Pertama yang perlu ditegaskan: Kristus tidak gagal. Yang mengalami kegagalan adalah manusia yang telah merintangi maksud dan tujuanNya, serta menyalahgunakan kebenaran yang telah Dia berikan.

Teologi, dogma, doktrin, materialisme, politik, dan uang telah menciptakan awan gelap yang besar antara gereja-gereja dan Tuhan. Mereka telah menutupi pandangan sejati akan cinta Tuhan. Kita harus kembali kepada pandangan sejati akan realitas cinta Tuhan dan mengenal implikasinya.

Tapi mungkinkah penyegaran iman dalam Kristus dapat kembali seperti semula? Apakah ada cukup laki-laki dan perempuan yang memiliki pandangan bahwa gereja ada untuk manusia, bukan sebaliknya untuk perkembangan dan kejayaan gereja-gereja? Orang-orang berpandangan seperti itu ada di dalam setiap institusi agama, namun jumlahnya masih sangat sedikit.

Bahkan jika dipersatukan (yang sepertinya hampir mustahil akibat perbedaan-perbedaan doktrin), jumlahnya belum mampu menandingi kekuasaan institusi agama yang materialistis, yang punya kepentingan golongan tertentu, dan fanatik terhadap kerohaniannya masing-masing.

Biasanya para minoritas inilah yang setia menjaga pandangan yang sejati, mereka berjalan di jalan yang penuh ketidakbahagiaan akan penderitaan umat manusia, sehingga mereka merasakan perlunya pembaharuan agama.

Kotbah-kotbah keagamaan, warta, berita dan majalah keagamaan kita selalu dipenuhi oleh berbagai ajakan kepada laki-laki dan perempuan untuk kembali kepada Tuhan dan menemukan dalam agama jalan keluar dari berbagai kondisi yang semrawut saat ini. Akan tetapi, umat manusia sudah jauh lebih sadar akan nilai-nilai spiritual dan akan perlunya revaluasi dan realisasi spiritual.

Seruan-seruan itu justru seharusnya dialamatkan kepada para pemimpin gereja dan rohaniwan dari seluruh aliran agama. Merekalah yang seharusnya kembali kepada iman yang sederhana seperti dalam Kristus. Merekalah yang butuh pembaharuan, regenerasi. Dimana-mana orang meminta cahaya pencerahan. Jadi, siapa yang memberikan kepada mereka?

Ada dua faktor utama yang menjadi penyebab kegagalan gereja-gereja:

1. Interpretasi teologis yang sempit terhadap Kitab Suci.
2. Ambisi-ambisi materialistik (kesejahteraan, kekayaan, kejayaan) dan politik

Dari jaman ke jaman orang telah berupaya menyelipkan berbagai interpretasi religius pribadinya akan kebenaran, Kitab Suci dan Tuhan atas orang banyak.

Mereka telah mengambil kitab-kitab dunia dan mencoba menjelaskannya, meneruskan ide-ide yang ditemukan melalui saringan dari pikiran mereka, dan dalam proses telah menurunkan arti sesungguhnya. Tidak selesai sampai disini, para pengikutnyapun telah memaksakan interpretasi-interpretasi (teologi) buatan manusia itu kepada orang-orang awam.

Semua agama - Buddhisme, Hinduisme dalam berbagai aspeknya, Muhammadanisme (Islam) dan Kekristenan - telah menghasilkan jemaah-jemaah terkemuka yang belajar (biasanya secara tulus) memahami apa yang semestinya Tuhan telah katakan, siapa yang merumuskan doktrin dan dogma yang didasarkan atas apa yang mereka pikir Tuhan maksudkan, sehingga kemudian gagasan, pernyataan-pernyataan mereka dijadikan hukum agama dan kebenaran-kebenaran mutlak yang tidak dapat dibantah.

Dalam analisa terakhir, apa yang Anda miliki? Gagasan-gagasan dari pemikiran orang - yang diinterpretasi menurut kondisi jaman, tradisi dan latar belakangnya - mengenai apa yang Tuhan katakan dalam sebagian Kitab yang telah melalui berabad-abad kesulitan dan kesalahan terjemahan berkesinambungan - terjemahan yang seringkali didasarkan ajaran dari mulut ke mulut.

Doktrin akan inspirasi lisan pada Kitab-kitab suci dunia pada saat ini telah meledak, dan bersama dengan itu, klaim kebenaran akan interpretasinya. Seluruh kitab suci di dunia kini tampak didasarkan oleh terjemahan yang tidak akurat dan tidak ada bagian yang - setelah ribuan tahun diterjemahkan - masih benar-benar merupakan aslinya, jika memang ada manuskrip aslinya dan bukan pada kenyataannya sebagai ingatan dari
beberapa orang tentang apa yang diajarkan.

Di saat yang bersamaan, perlu diingat bahwa trend umum dan ajaran dasar, serta arti simbol-simbol keagamaan, biasanya benar, walaupun, simbolisme itu sendiri perlu didasarkan pada terjemahan modern dan tidak pada misinterpretasi ketidaktahuan.

Semakin kuno suatu Kitab, akan semakin besar distorsi yang terjadi. Doktrin akan Tuhan yang suka membalas dendam, doktrin akan siksa neraka, ajaran bahwa Tuhan hanya mengasihi mereka yang menganut ajaran teologis tertentu, simbolisme kurban darah, pemberian Salib sebagai simbol Kristen, ajaran tentang Lahir dari Perawan, dan penggambaran akan amarah Tuhan yang hanya dapat ditebus dengan kematian, merupakan hasil-hasil yang tidak menyenangkan dari pemikiran manusia sendiri, dari sifat dasar terendahnya, dari sikap isolasionisme sektariannya dan dari perasaan takutnya, yang
diwarisi dari sisi binatang manusia - kesemuanya ini dilestarikan dan ditanamkan tapi bukan oleh Kristus, Buddha, atau Sri Krishna.

Pikiran-pikiran kecil para manusia di jaman dahulu dan pada taraf evolusi saat ini tidak pernah dapat memahami pikiran dan tujuan Tuhan yang "di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada." Mereka telah menginterpretasi Tuhan sesuai dengan pandangan-pandangan mereka sendiri, oleh karena itu ketika seseorang menerima sebuah dogma tanpa berpikir, dia hanya menerima pandangan yang mungkin keliru dari orang lain, dan bukan menerima kebenaran ilahi.

Disinilah pentingnya seminar-seminar teologi untuk mulai mengajarkan dan melatih para laki-laki dan perempuan agar berpikir untuk dirinya sendiri dan mengingat bahwa kunci kebenaran terletak dalam kekuatan yang mempersatukan dari perbandingan agama-agama.

Hanya prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran yang diakui secara universal dan ditemukan dalam setiap agama yang perlu diselamatkan.

Penyajian kebenaran yang terdistorsi adalah satu hal yang telah membawa umat manusia kepada formulasi berbagai doktrin yang bukan berasal dari Kristus.

Kristus hanya menekankan agar manusia mengenal bahwa Tuhan adalah cinta, dan seluruh manusia adalah anak-anak dari satu Bapa, sehingga semuanya adalah saudara. Bahwa roh manusia adalah kekal dan tidak ada kematian. Dia rindu akan berkembangnya kesadaran akan Kristus di dalam setiap orang yang membuat kia satu dengan yang lain dan dengan Kristus. Dia mengajarkan bahwa pelayanan adalah garis pokok dari kehidupan spiritual, dan bahwa kehendak Tuhan akan dinyatakan.

Hal-hal seperti itu yang sayangnya justru tidak dijadikan pokok dalam kotbah maupun penulisan oleh berbagai komentator. Mereka telah terlalu sering membicarakan bagaimana Kristus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia, bagaimana Dia Lahir dari
Perawan, tujuan Santo Paulus sebagai pengajar kebenaran Kristen, tentang neraka, keselamatan melalui kurban darah, serta otentisitas dan historisitas dari Kitab Suci.

Yang perlu dipahami adalah bahwa dogma dan doktrin, teologi dan syahadat, tidak semata-mata menunjukkan kebenaran yang ada dalam pikiran Tuhan, yang diklaim dimengerti dan dijadikan otoritas oleh sebagian besar penterjemah dogmatis.

disadur dari:
Problems of Humanity - Chapter V - The Problem of the Churches
Alice Bailey & Djwhal Khul (1947)

14 November 2005

kita adalah satu

Aku dan Bapa adalah satu. (Yoh 10:30)

Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: (17:22)

Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (17:23)

dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka. (17:26)

demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (Roma 12:5)

Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama (1 Kor 3:8)

Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. (10:17)

Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (12:12-16)

Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. (12:20)

saudaraku,
kini saatnya untuk memperbarui
kantong kulit yang tua yang sudah hancur dengan yang baru,
saatnya untuk bangun pada kesadaran ini,
bahwa umat manusia,
seluruh umat manusia, adalah satu tubuh..

dengan kesadaran ini,
manusia dapat memahami arti
'kasihilah tetanggamu seperti dirimu sendiri,'
'kasihilah musuh-musuhmu..'
karena kita adalah satu tubuh..

dengan kesadaran ini,
manusia dapat merentangkan kedua belah tangannya
kepada perdamaian sejati
dengan alam, mahluk hidup, manusia..

dengan kesadaran ini,
manusia dapat membuka diri kepada beragam kemungkinan baru,
memulai peradaban baru yang jauh lebih baik,
yang dilandasi cinta kasih bukan takut,
persaudaraan bukan permusuhan,
kerja sama (saling melayani) bukan persaingan..

kau, aku, tuhan,
kita adalah satu

(kutipan dari alkitab terjemahan resmi LAI)

31 October 2005

bebaskan tuhan

sipir salah satu penjara
berkata
lihat, inilah tuhan yang telah menebus dosa-dosa kalian!
takutlah akan dia dan ikuti aturan kami,
atau neraka menanti

sipir penjara lain
berkata
tiada tuhan selain tuhan kami!
dia yang menjanjikan para bidadari
untuk kenikmatan abadi kalian nanti

aku datang dengan satu permohonan
untuk membebaskan tuhan
dari penjara-penjara dan para sipir yang menahannya
yang menjadikan dia sebagai tempat ibadah dan kitab suci
untuk disembah dan ditakuti

wahai para sipir yang terhormat,
lepaskanlah tuhan

sudah terlalu lama kalian
gunakan tuk perbudak jiwa-jiwa manusia
demi kejayaan dan kepuasan ego semata

sudah terlalu lama kalian
ninabobo-kan dunia ke dalam penderitaan dan ketidakpedulian
dengan ancaman-ancaman akhir jaman

aku mohon, bebaskan tuhan!

lepaskan dia agar dapat pulang kembali
ke dalam hati setiap anaknya yang menanti
cinta, agama dan iman yang sejati..

27 October 2005

cinta, agama, iman (bg.2)


inilah sedikitnya cinta sejati
bahwa

cinta seumpamanya air
yang selalu mengalir
menyegarkan kehidupan
menumbuhkan jiwa

cinta juga seumpama api
yang membara dalam hati
menyucikan sel-sel kehidupan
dari segala takut dan prasangka

inilah sedikitnya agama sejati
bahwa

agama esensialnya adalah hubungan
antara pencipta dan ciptaan
antara yang infinit dan yang finit

bapa dan anak
konsep ideal yang menunjukkan
hubungan terdekat tuhan dan manusia

jika tuhan adalah bapa
dan umat manusia adalah anak-anaknya
maka sesama manusia adalah saudara
semua adalah satu keluarga dalam tuhan

dan inilah sedikitnya iman sejati
bahwa

iman untuk agama layaknya
layar untuk perahu
iman memberi kekuatan pada hidup
tidak membebani hidup

iman adalah konsekuensi logis
yang tak terhindarkan
dari hubungan yang dilandaskan cinta

sebuah pencapaian kesadaran
akan cinta tuhan kepada manusia
saat ia membagikan cintanya kepada sesama

cinta, agama, dan iman sejatinya
tidak membelenggu umat manusia
ke dalam ketidaksadaran, ketidakpedulian,
indoktrinasi kepercayaan sempit, pengulangan ritual dan syahadat

cinta, agama, dan iman sejatinya
membebaskan manusia
kepada tingkap-tingkap kesadaran yang mempersatukan
mengembangkan apresiasi terhadap kebaikan, kebenaran dan keindahan
akan keragaman alam semesta yang universal

masing-masing adalah satu
satu-satu membentuk keseluruhan
seluruhnya adalah satu

10 October 2005

budak

sekian lamanya manusia hidup
dalam realita yang telah direkayasa
untuk menutup pandangan manusia dari kenyataan yang sebenarnya
bahwa manusia adalah budak..

manusia telah menjadi budak nafsu,
uang, tradisi, agama, negara..

takut
akar dari segala kejahatan
digunakan oleh mereka untuk menciptakan
neraka di dunia

berabad-abad telah datang manusia-manusia
mereka adalah para pembebas
membawa cinta dan perdamaian

kata mereka,
janganlah takut..
dan cintailah sesamamu manusia..

namun para pembebas itu dibunuh oleh para sipir penjara,
para imam, petinggi agama, penguasa negara, pemegang kendali

kata mereka,
awas kalian jangan coba-coba murtad!
mereka itu iblis-iblis yang mencoba menyesatkan!

oleh para penguasa, manusia ditanamkan rasa takut, ancaman, tahyul, dan superstisi
sekaligus dibuai impian akan kedamaian yang fana
dibius hasutan akan para bidadari cantik di surga

supaya manusia terus tertidur lelap
dan terus bermimpi
sebagai budak..

doa untuk Cinta

kita akan berbagi mimpi indah bersama.. sebuah mimpi yang kamu akan suka memilikinya di setiap waktu.
dalam mimpi ini kamu sedang berada di tengah suatu hari yang indah dan hangat.
kamu mendengar kicauan burung, hembusan angin, dan gemericik sungai kecil.
engkau berjalan menuju sungai. di tepi ada seorang tua yang sedang meditasi, dan kau melihat di atas kepalanya terpendar sinar yang indah beragam warna. kamu tidak ingin mengganggunya, tapi dia merasakan kehadiranmu dan membuka kedua matanya.
orang itu memiliki tatapan yang penuh cinta dan senyum yang lebar.
kau menanyakan bagaimana dia dapat memancarkan sinar yang begitu indah. kau bertanya apakah dia dapat mengajarkanmu melakukan hal itu.

orang tua itu menjawab bahwa dahulu, bertahun-tahun sebelumnya dia pernah menanyakan hal yang sama kepada gurunya. kemudian dia bercerita:

"guruku membuka dadanya dan mengeluarkan hatinya, kemudian dia mengambil api kecil yang sangat indah dari hatinya.
lalu dia membuka dadaku, membuka hatiku, dan menempatkan api kecil itu di dalamnya.
dia menaruh kembali hatiku dalam dada, dan segera setelah hatiku berada dalamku, aku merasakan cinta yang amat kuat, karena yang ditaruh dalam hatiku adalah cintanya.

api cinta itu berkobar dalam hatiku dan bertambah besar, api yang tidak membakar, tapi menyucikan segala yang disentuhnya.
dan api itu menyentuh setiap sel dari tubuhku, dan sel-sel tubuhku mencintaiku kembali.
aku menjadi satu dengan tubuhku, namun cintaku bertambah lebih besar.
api itu menyentuh setiap emosi pada pikiranku, dan seluruh emosi berubah menjadi cinta yang kuat dan membara.
dan aku mencintai diriku, seluruhnya dan tanpa syarat.

akan tetapi api itu terus membara dan aku merasa perlu membagi cintaku.
aku memutuskan untuk menaruh sedikit bagian dari cintaku dalam setiap pohon, dan pepohonan itu mencintaiku kembali, dan aku menjadi satu dengan pepohonan.

tapi cintaku tidak berhenti, ia tumbuh semakin besar.

aku menaruh sebagian cintaku di dalam setiap bunga, di rerumputan, di tanah dan mereka mencintaiku kembali, dan kami menjadi satu.

dan cintaku semakin bertambah dan bertambah mencintai setiap binatang di dunia.
mereka membalas cintaku dan mencintaiku kembali, dan kami menjadi satu.

tapi cintaku terus bertumbuh dan bertumbuh.

aku menaruh sebagian cintaku dalam setiap kristal, di setiap bebatuan, di tanah, di logam, dan mereka mencintaiku kembali, dan aku menjadi satu dengan bumi.

dan kemudian aku memutuskan untuk menaruh cintaku dalam air, di samudera, di sungai-sungai, di hujan, di salju. dan mereka mencintaiku kembali dan kami menjadi satu.

dan masih cintaku bertumbuh semakin besar.

kemudian aku memberikan cintaku kepada udara, angin. aku merasakan komuni yang erat dengan bumi, dengan angin, dengan samudera, dengan alam, dan cintaku tumbuh dan tumbuh.

aku menengadah ke langit, ke matahari, ke bintang-bintang, dan menaruh sebagian cintaku di setiap bintang, di bulan, dan di matahari, dan mereka mencintaiku kembali.
dan aku menjadi satu dengan bulan dan matahari dan bintang, dan cintaku terus bertumbuh dan bertumbuh.

dan aku menaruh sebagian cintaku ke dalam setiap manusia, dan aku menjadi satu dengan seluruh umat manusia.
kemanapun aku pergi, siapapun yang aku temui, aku melihat diriku dalam mata mereka, karena aku adalah bagian dari segalanya, karena aku cinta."

kemudian orang tua itu beranjak dan membuka dadanya, mengeluarkan hatinya dengan api yang indah di dalamnya, dan dia menaruh api itu di dalam hatimu.

sekarang cinta itu tumbuh di dalam dirimu.
sekarang engkau adalah satu dengan angin, dengan air, dengan bintang-bintang, dengan seluruh alam, dengan semua binatang, dan dengan semua manusia.
kamu merasakan hangat dan cahaya keluar dari api di dalam hatimu.
di luar kepalamu terpancar sinar beragam warna yang sangat indah.
engkau bercahaya dengan pancaran cinta dan berdoa:

terima kasih, Pencipta Semesta, untuk anugerah kehidupan yang Engkau berikan kepadaku.
terima kasih telah memberiku segala yang aku sungguh butuhkan.
terima kasih atas kesempatan mengalami tubuh dan pikiran yang indah ini.
terima kasih telah hidup di dalam diriku dengan seluruh cintaMu, dengan rohMu yang suci dan tiada batas, dengan cahayaMu yang hangat dan bersinar.

terima kasih untuk menggunakan kata-kataku, menggunakan kedua mataku, menggunakan hatiku untuk membagikan cintaMu kemanapun aku pergi.
aku mencintaiMu sebagaimana Engkau adanya, dan karena aku adalah ciptaanMu, aku mencintai diriku sebagaimana aku adanya.

tolonglah aku untuk menjaga cinta dan kedamaian di dalam hatiku dan untuk menjadikan cinta ini sebagai jalan hidup yang baru, agar aku dapat hidup di dalam cinta seumur hidupku.

amin.

- Don Miguel Ruiz (The Four Agreements)

03 October 2005

brotherhood of man

I have a dream this afternoon,
That the brotherhood of man,
Will become a reality

In this day, with this faith,
I will go out and,
Carve the tunnel of hope,
Through the mountain of despair

With this faith,
I will go out with you and,
Transform dark yesterdays
Into bright tomorrows

With this faith,
We will be able to achieve
This new day
When all of god’s children,
Black men and white men,
Jews and gentiles,
Protestants and catholics
Will be able to join hands
And sing with the negroes,
In the spiritual of old

Free at last, free at last,

Thank God almighty,
We’re free at last.

- Rev. Martin Luther King Jr.

19 September 2005

manusia dan iblis

di dunia jaman sekarang, sulit membedakan antara manusia dan iblis..
- devilman

aku lihat ke sekelilingku
jiwa-jiwa lesu yang terbelenggu
menatap dunia dari balik jendela
penjara yang tak dapat mereka lihat dan sentuh..

aku lihat ke sekelilingku
orang-orang penuh benci dan tatap murka
mereka para sipir yang menjaga setiap pintu penjara
dari jiwa-jiwa yang ingin keluar..

kata mereka, kalian iblis! enyahlah setan!
jangan coba-coba murtadkan kami!
dengan nama tuhan kami akan bunuh kalian semua yang menentang kami!

ah.. anak-anak ini..
yang menatap cermin sembari menunjukkan jarinya

iblis yang mereka benci tiada lain
refleksi kebencian mereka sendiri

tuhan yang mereka bela tiada lain
ekspresi ego mereka sendiri

tapi adakah yang peduli?
adakah yang mau membebaskan
para tahanan dari pejara-penjara itu?

aku lihat ke sekelilingku
sepi.. tapi, tunggu..
oh, itu ada beberapa yang memanggilku..
tidak banyak, tapi tak apa.. semangat, ya!

16 September 2005

ikan terbang

ketika
kucapai atap lautan
terbang meluncur keluar

di sana
keluasan bergelimang cahaya
menyinari seluruh keindahan

tiada awal pun akhir
hanya cinta dan bahagia
waktu pun serasa berhenti

di manakah ini?
begitu indahnya
kuingin ada selamanya

hanya sesaat

aku kembali
tenggelam ke dalam lautan

aku tiada

14 September 2005

cinta, agama, iman (bg.1)

oh Sahabat,
mengapa ada begitu banyak terjadi penderitaan dan kekacauan pada umat manusia?

penderitaan dan kekacauan, sesungguhnya terjadi
dari manifestasi pikiran manusia sendiri

yang keliru mempersepsikan cinta
menyalahgunakan agama
dan mengeraskan imannya

cemburu, amarah dan benci
dikatakan cinta

jika tuhan adalah cinta

tuhan pencemburukah?
tuhan pemarahkah?
tuhan pembencikah?

agama yang ada untuk manusia,
telah diputarbalikkan menjadi
manusia ada untuk agama

agama dituhankan, diagungkan, dibela
demi egotisme, kekuasaan dan kejayaan duniawi belaka

iman dipetieskan
dijejali setumpuk kewajiban

ikuti ritual, lakukan ibadah, baca kitab suci,
ulangi! ulangi! ulangi!
katakan pengakuan imanmu, "aku percaya!"

engkau menginginkan derita hilang dari umat manusia?

leburkan dirimu ke dalam Cinta yang Sejati
lepaskan jiwamu di dalam Agama yang Sejati
bebaskan pikiranmu kepada Iman yang Sejati

13 September 2005

mengapa manusia sebaiknya vegetarian

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:29)

[It is] good neither to eat meat nor drink wine nor [do anything] by which your brother stumbles or is offended or is made weak. (Romans 14:21, NKJV)

"The Holy Prophet Muhammad (S) was asked by his copmpanions if kindness to animals was rewarded in the life hereafter. He replied: 'Yes, there is a meritorious reward for kindness to every living creature'." (Bukhari)

"There is not an animal on earth, nor a bird that flies on its wings - but they are communities like you." (Al Quran, 6:38)

"The Holy Prophet (S) said: 'It is a great sin for man to imprison those animals which are in his power'." (Muslim)

To become vegetarian is to step into the stream which leads to nirvana. (Buddha)

One is dearest to God who has no enemies among the living beings, who is nonviolent to all creatures. (Bhagavad Gita)

tak ada lagi pembunuhan,
tak ada lagi penjagalan,
tak ada lagi sakit penyakit,

semoga semua mahluk berbahagia..

13 August 2005

wajah-wajah kemunafikan

jiwaku merintih
pedih

hatiku menangis
sedih

anganku melayang
coba tuk menggapai impian

akan peradaban umat manusia
sebuah utopia

tapi

bilakah manusia
berhenti mendusta?

akankah manusia
berhenti membenci?

bilakah manusia
berhenti menista?

akankah manusia
berhenti menunjuk?

hatiku menangis..

dibalik senyum dan santun
masih kutemukan
wajah-wajah kemunafikan

09 August 2005

kemerdekaan

aku merenungkan kembali kemerdekaan..


ketika kebebasan berpikir di-iblis-kan,
pluralitas, ke-bhinneka-an di-haram-kan,
umat manusia, dikotak-kotakkan..

kekerasan justru dilestarikan sebagai budaya,
caci dan hujat dijadikan mantra dan doa,
fanatisme, kebencian dan perpecahan ditebar melalui kotbah-kotbah agama..


agama.. sudah mengakar menjadi sistem perbudakan mental,
candu..
penyakit..


lalu dimana kemerdekaan itu???


apa yg kita rayakan??


di tengah canda tawa manusia dan teriakan merdeka dalam tujuh belas-an
aku merenungkan kembali kemerdekaan..

15 July 2005

tuhan tanpa agama

apakah selama ini, kita memuji-muji Dia, karena takut siksa neraka?
karena ingin selamat di akhirat? karena ingin masuk surga?

apakah kita berbuat baik kepada sesama, karena ingin dapat pahala di surga?
karena takut hukum karma? karena takut masuk neraka?

jika surga dan neraka tidak pernah ada, apakah kita masih menyebut namaNya?
tidakkah nama-nama yang kita sebut, adalah ciptaan manusia juga?

sampai kapan kita terus berlindung kepada tuhan-tuhan ciptaan manusia?
berperang atas nama tuhan-tuhan ciptaan manusia?
membela dan menyembah-nyembah tuhan-tuhan ciptaan manusia?

apakah Tuhan agamanya katolik? islam? kristen? hindu? buddha?

sampai kapan kita mau terus berada dalam ilusi keterkotakan agama-agama?
terikat tradisi usang agama-agama?
terlelap dalam keterpurukan spiritual, dalam kebekuan dogma agama-agama?

apakah kata-kataku ini membangunkan jiwamu?
atau justru menggoyahkan imanmu?

beragama tanpa iman adalah kemunafikan
beriman tanpa agama adalah kebebasan spiritual

Tuhan tanpa agama
mungkin sudah saatnya

bangunlah! wahai para dewa dan dewi!
bukankah ada tertulis, kalian adalah tuhan-tuhan?

tidakkah Tuhan ada di dalam kita
sebagaimana kita ada di dalam Dia?

jadilah sempurna, sebagaimana Tuhan adalah sempurna
jadilah cinta, sebagaimana Tuhan adalah cinta
dan bawakan surga ke dunia

08 July 2005

ketiadaan

tiada benci

tiada rindu

tiada benar

tiada salah

hidup dalam ketiadaan

adalah sejatinya kebahagiaan

07 July 2005

gie

Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik. - Soe Hok Gie

05 July 2005

i am

i am not who i am
i am not my thoughts
i am not my Self
who am i ?

for the longest time

i have been told that
i do not need to know
i do not need to think
i do not need to choose

my fears drive me away
my desires bind me to stay
my weariness urges me to sleep
but these are not Mine

so i take the red pill

i unlearn what i have learned
i dare to know
i dare to think
i dare to choose

i conquer my fears
i control my weaknesses
i dissipate my desires
i escape my immaturity

then

i see Light
i see truth
i see purpose
i see Love

i am awake
i am aware
i am free
i am Me

still

this is not the end
this is the beginning
of an eternal journey
back to the First Source

9 August 2003
declaration of independence

"When I was a child, I spake as a child, I understood as a child, I thought as a child: but when I became a man, I put away childish things."

02 July 2005

tadi malam aku berjumpa tuhan

tiada yg istimewa tadi malam,
aku baru pulang dari kantor dan menyempatkan diri untuk membeli roti di salah satu toko roti terkenal di sana.
pulangnya di depan toko aku berpapasan dengan dua orang perempuan yang datang mau membeli roti juga.
seorang yang muda berdiri menatap terus kepadaku yang sedang merapikan barang bawaan di dalam jaket.
sudah lengkap, sarung tangan, slayer, jaket sudah padat dengan bawaan. tinggal berangkat.


tapi dia seolah-olah ingin menyapa..


aku diam saja dan mengendarai motorku pergi


"pak, standar-nya, pak..," sahutnya sambil melambai-lambai


"oh ya.." aku segera menarik standar motor, lalu sambil mengangguk dan melambaikan tangan kepadanya aku beranjak pergi.


"terima kasih.." dalam hati..


dia terus menatapku sampai masing-masing tak lagi saling terlihat


sambil berpikir-pikir, mengapa aku tahu dia akan menyapaku?


tidakkah tadi aku barusan bertemu tuhan??


duh! lagi-lagi... selalu saja sadarnya belakangan!


begitu singkat, begitu sederhana, begitu membekas


tak terlupa


mungkin suatu hari nanti, lebih lama lagi..



"ketika kamu menemukan tuhan dalam dirimu, kamu akan menemukan tuhan dalam setiap orang.."

01 July 2005

kebahagiaan

kebahagiaan ada ketika orang tiada menghakimi
ego yang terperangkap dalam ilusi benar salah akan selalu membenarkan diri
dan menyalahkan yang lain
bebaskan egomu dari benar dan salah (baik dan jahat, bagus dan buruk)

kebahagiaan ada ketika orang tiada menginginkan
ketika semakin banyak orang ingin menjadi kaya
akan semakin banyak orang yang menjadi miskin
buang semua keinginanmu, selain keinginan Sang Khalik

kebahagiaan ada ketika orang tiada memiliki
memiliki cinta seperti menyimpan burung dalam sangkar
cinta tak dapat dimiliki, hanya dapat diberikan
jadilah cinta, berikan untuk semua

30 June 2005

semua satu

satu cinta

cinta semua

semua cinta

semua satu

21 June 2005

natal 2004

Hai.. Teman-temanmu sudah ke tempat perayaan natal. Kamu menyusul?

Oh.. tidak. Aku tidak pergi. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

Tidakkah kamu merayakan hari natal?

Ehm,..... antara ya dan tidak. Mungkin tidak.

...

Maksudnya, aku dulu biasa merayakan, ke gereja, mengikuti misa natal, dan sebagainya..
tapi dua tahun terakhir tidak lagi.

Ada alasan tertentu?

Kamu yakin mau mendengar alasanku?

Coba saja..

Kita semua tahu kalau natal adalah perayaan hari kelahiran Yesus Kristus.
Tapi yang mungkin tidak semua tahu, atau tidak mau tahu, atau tidak peduli, tapi mungkin kita tahu,
kalau tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus yang sebenarnya.

Itu mengganggumu?

Sangat! Itu membuat natal kehilangan arti. Coba pikir, kelahiran siapa yang dirayakan selama ini oleh manusia selama berabad-abad? Bahkan ironisnya, orang-orang atau pemimpin-pemimpin agama yang mungkin sudah tahu mencoba menutupi dengan mencari-cari makna alternatif sebagai justifikasi terhadap sebuah tradisi religius yang tidak memiliki landasan konkrit. Mungkin kata mereka, "oke-lah, natal bukan hari kelahiran Yesus, tapi itu bukan sesuatu yang mutlak karena yang penting adalah menghayati makna dibalik kelahirannya." Buatku itu munafik.

dan itu membuatmu frustrasi?

Iya lah...

mungkin kamu bisa memberi makna yang baru pada perayaan natal, untuk kali ini dan seterusnya?

Bukankah itu artinya memberi makna seperti yang mereka lakukan? Aku tidak bisa tahan dengan kompromi semacam itu.

kadang-kadang kompromi adalah jalan yang terbaik untuk saat tertentu.

Terbaik untuk apa?

Untuk keluargamu, lingkunganmu, dan untukmu sendiri. Kamu bilang natal bukan hari kelahiran Yesus, jadi kamu sudah tahu kelahiran yang sebenarnya?

Tanggal, bulan, tahun, hingga jamnya. Ya.. saya rasa saya sudah tahu.

Dan jika mereka juga diberitahu apa yang kau tahu itu, apakah kau pikir sekarang ini mereka dapat menerima?

Ya, rasanya tidak. Mungkin kejadiannya sama seperti ketika kepada masyarakat diungkapkan bahwa bumi itu bulat, bukan datar seperti yang dipercaya waktu itu. Orang dihukum, dipenjara, dikucilkan, dicemooh, bahkan dibunuh, hanya karena apa yang diungkapkan, belum dapat diterima orang kebanyakan.

Simpan dulu apa yang kau ketahui itu hingga orang-orang disekitarmu semakin terbuka kepada hal-hal baru. Ingatkah dulu? Jangan terburu-buru. Semua ada waktunya..

Lalu apa makna natal sekarang kalau begitu?

Apa yang kau cari pada setiap natal sebelum ini? Apa yang kau doakan? kau rindukan, kau inginkan.. mungkin itu dapat menjadi makna yang berarti untuk dirayakan saat ini dan seterusnya.

Aku..
setiap natal dulu aku sering menatap patung Yesus yang tergantung di salib di dalam gereja-gereja, dan bertanya dalam hati, siapakah Kamu? aku ingin mengenalmu, aku ingin tahu semua tentang dirimu, kehidupanmu dulu sewaktu di bumi, sekarang.
Aku tahu itu mungkin pertanyaan paling konyol, paling tidak mungkin terjawab..

bukankah tidak ada yang tidak mungkin?

Ya, tapi bukankah itu hal yang hampir mustahil.

Tidak apa-apa, jadikan hal itu sebagai peringatan, perayaan, remembrance akan pencarianmu..

...

Sebab pada saat kau mulai mencari Aku, saat itulah Aku menemukanmu...

15 June 2005

this is doreamwebu

it catches flow of dreams from deep down, expressions from the conscious, and revelations from the sky..

take whatever resonates within
leave alone the rest.

the dreamweb is a continuation of the water of life..
whereas for the water of life i experience every thing, here, i experience no thing.

it is an expression of a simple mind perplexed by the complexity of projected reality..

have you ever had a dream, that you were so sure it was real?
what if you were unable to wake from that dream? How would you know then, the difference between the dream world and the real world?

then again, what is real?